![]() |
Menyusuri Goa Sinjang Lawang |
Kalau dalam bayangan Evi
menyusur goa itu berjalan kaki sambil menikmati pemandangan guratan alam, beda
sama Eva yang enggak punya bayangan apa-apa. Eva mah anaknya gitu, boro-boro
ngebayangin serunya nyusur goa, punya kelebatan keinginan ke goa juga kayaknya
enggak dia mah >.< Maklumlah Eva kenal goa aja cuman dari cerita Evi dan
buku-buku dongeng.
Evi: Ya abisnya, Eva tidur melulu pas pelajaran geografi.
Eva:
Emang... Evi enggak? *melirik sengit*
Terus terang, tantangan
dari Landra si pembawa acara cantik segmen One
Day In – Net TV ini memang bikin deg-degan. Semalaman kami memikirkan
gimana nasib kami besok. Biar galaunya agak berguna, kami sempet browsing dulu nyari info seputaran Goa
Sinjang Lawang yang akan kami susur besok.
Sebelum istirahat ke
kamar, kami sempat brifieng dulu
dengan tim yang terdiri dari Landra si gadis Bali yang punya nama lengkap Ni
Made Landra, ada Oswald Nainggolan kameraman kami, Erwin Widyastama yang hobi
memotret dunia lewat foto-fotonya yang touchy,
Pak Dadang Setiyadi sang penyedia transportasi sekaligus fotografer dadakan
kami, Kang Kaisar Koboy pemegang manajemen beberapa goa di Pangandaran, dan
Kang Yaya Triana yang merupakan salah satu pelopor pembukaan goa-goa di
Pangandaran sebagai tempat wisata untuk membantu perekonomian masyarakat
sekitar supaya berhenti merusak alam.
![]() |
(Ki-ka) Erwin, Landra, dan Oswald dari Net TV |
Dari obrolan itulah kami
mengetahui kalau Goa Sinjang Lawang ini ternyata goa berair, sehingga untuk
menyusurinya kami harus memakai ban sebagai pelampung. Menurut Kang Yaya dan
Kang Kaisar, Goa Sinjang Lawang memiliki stalaktit dan stalagnit yang indah.
Pupus sudah bayangan Evi menyusuri goa dengan berjalan kaki.
![]() |
(Ki-ka) Kang Yaya, Pak Dadang, dan Kang Kaisar |
Kami berangkat pagi-pagi
dengan semangat super. Di dalam mobil saat perjalanan, kamera sudah mulai
merekam kami. Diawali dengan perkenalan kami si kembar ini oleh Landra. Enggak
sekali dua kali rekamannya kami ulang, maklumlah ya kami belum terbiasa
berhadapan dengan kamera. Untunglah Landra ini enggak pemarah anaknya, coba
kalau dia enggak sabaran ngadepin kami, si kembar udah ditendang ke Ujung
Kulon. Evi lebih cepat beradaptasi, jadi keliatan lebih natural depan kamera.
![]() |
Perjalanan menggunakan mobil dari penginapan ke Goa Sinjang Lawang |
Perjalanan dari Batu
Karas—tempat kami menginap—menuju Goa Sinjang Lawang selama satu jam itu enggak
kerasa karena kami sibuk bergosip ria, eh. Goa
Sinjang Lawang sendiri bertempat
di Dusun Parinenggang, Desa Jadimulya, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten
Pangandaran. Sesampainya di sana, kami disambut
tim yang berjumlah dua kali lipat dari kami. Setelah parkir, kami mengikuti brifieng singkat lagi, kemudian memakai
pelampung. Di titik poin Goa Sinjang Lawang itu kami kembali mengambil gambar,
dimana Kang Kaisar ikut di dalamnya. Sebagai pemandu yang baik, Kang Kaisar
memberikan gambaran bagaimana acara susur goa yang akan kami laksanakan.
![]() |
Halaman parkir menuju Goa Sinjang Lawang |
![]() |
Perlengkapan wajib sebelum terjun ke Goa Sinjang Lawang berupa ban dan baju pelampung |
![]() |
(ki-ka) Eva, Landra, dan Evi |
Kami lalu berjalan kaki
selama kira-kira 15 menit, beda dengan gambaran Kang Kaisar dan Kang Yaya yang
mengatakan perjalanan yang mesti kami tempuh hanya lima menit saja.
Kelihatannya mereka takut kami ngeper duluan :D Pemandangan
menyejukkan dari kerindangan pepohonan, embusan
angin semilir, dan suara kicauan burung memberi ketenangan bagi kami.
Meskipun begitu, jalan yang naik turun dan berliku berhasil membuat kami
terus-terusan keringatan.
![]() |
Menyusuri jalan setapak menuju Goa Sinjang Lawang |
Perasaan lelah dan
pertanyaan yang diam-diam mampir di benak kami yaitu “Kapan sampai?” terbayar
sudah saat melihat mulut gua yang menjulang dengan Sungai Cijulang
Kulon (Cisitu) dan Cijulang Tengah yang
mengalir begitu jernih. Di atas bebatuan, kami dan Landra sedikit menjelaskan
tentang Goa Sinjang Lawang itu. Duh, Eva beberapa kali kehilangan kata saking
gugupnya. Beda sama Evi yang lancar jaya saat menceritakan asal muasal goa di
depannya.
![]() |
Pertemuan antara sungai Cijulang Kulon dan sungai Cijulang Tengah |
Eva: Jadi kenapa goa ini dinamai Sinjang Lawang, karena—
Evi dan Landra menatap Eva, menunggu kelanjutannya.
Eva: Ka... karena...
Landra: Teh, santai aja ngomongnya.
*Evi menepuk pundak Eva memberi semangat*
![]() |
Dinding Goa Sinjang Lawang yang bermotif batik |
Memangnya kenapa sih goa
itu dinamai Goa Sinjang Lawang? Kata ‘Sinjang’ dan ‘Lawang’
diambil dari bahasa Sunda. Sinjang
berarti kain, sedang lawang berarti pintu.
Semenjak mulut goa, kita memang
bisa melihat ukiran alam seperti motif kain batik.
Kalau kata Evi sih, mulut
goanya kalau dilihat dari jauh
seperti klitoris perempuan.
![]() |
Mulut Goa Sinjang Lawang yang mirip klitoris |
Sebelum masuk, untuk
kesekian kalinya Kang Yaya mengingatkan kami untuk menjaga kebersihan dan
jangan nekad mengambil atau memetik akar gantung yang menjalar dari atas
memasuki celah goa. Kami juga harus keluar dari goa sebelum jam 12 siang.
Kesannya mistis gitu ya? Padahal maksudnya pengunjung memang diminta untuk
menjaga goa yang terbilang masih perawan ini
agar tetap terawat dengan baik. Goa ini memang baru
dibuka sebagai tempat wisata pada
tahun 2014. Soal keluar sebelum jam 12 itu juga
karena di jam itu, sudah waktunya beribadah untuk umat Muslim.
Kami yang telah memakai
pelampung, helm, dan headlamp dibimbing menuju
mulut goa. Setelah kaki kami mulai terendam
dalam, kami diminta untuk menaiki ban sebesar badan. Soalnya kami enggak mungkin berenang karena kedalaman
airnya berkisar tiga sampai tujuh meter, sedangkan di dalam sangat gelap. Permukaan
airnya saja enggak tertembus oleh sorot lampu senter. Jantung
kami makin berdebar-debar. Muka Eva malah udah
pucet pasi. Evi masih sok cool,
berakting santai. Padahal sih enggak perlu takut, orang life guard-nya aja banyak kok. Mereka berdiri di kiri-kanan-depan-dan
belakang kami. Pengelola Goa Sinjang Lawang ini memang sangat memperhatikan
keselamatan pengunjung.
Ban pun mulai berlayar.
Hoaaa, petualangan benar-benar dimulai!
![]() |
Tengah Goa Sinjang Lawang |
Selama perjalanan dengan
cara beriring-iringan itu, kami melihat pemandangan alam yang luar biasa.
Dengan pencahayaan senter seadanya, kami bisa melihat ukiran-ukiran alami di
dinding-dinding goa. Ukiran di goa stalaktit ini dilukis secara alami oleh arus
air, membuat bebatuan karst di dalam goa menyerupai motif
batik, batu tokek, dan batu payung. Kami
yang awalnya takut-takut pun larut dalam keasyikan menikmati keajaiban alam.
Meskipun tetep sih dalam hati enggak berenti berdoa >.< Selama susur goa,
Kang Yaya tak henti-hentinya mengambil foto kami sebagai dokumentasi yang disediakan
oleh tim instruktur. Perjalanan susur goa sepanjang 500
meter dengan lebar sekitar 65meter,
dan tinggi sekitar 60 meter inipun
menjadi tak terasa.
![]() |
Celah di atap Goa Sinjang Lawang |
Tibalah kami di tiga
perempat goa. Dimana ada satu batu sangat besar yang di atapnya terdapat celah kecil
yang membuat sinar matahari masuk ke dalam. Semburat
cahaya yang memancar dari atas menerpa
aliran air berpendar-pendar membias serupa
warna pelangi. Maka kami pun duduk sejenak di atas batu besar tersebut, merasakan bias cahaya menerpa tubuh kami, menjadikan
kami serupa bidadari.
Kehangatan cahayanya seolah
menyelimuti kami, menghangatkan hati.
![]() |
Mandi cahaya di tengah Goa Sinjang Lawang |
![]() |
Eva dan Evi menikmati kehangatan cahaya matahari yang merembes dari atas Goa Sinjang Lawang |
Setelah puas menikmati
keajaiban itu, kami diajak para
instruktur menuju ke ujung goa. Di sana, menanti keajaiban lainnya. Tanpa sadar
kami berteriak kegirangan saat kaki menyentuh pasir di ujung goa yang terbuka
lebar, memperlihatkan padang rumput kecil yang disinari matahari. Sambil
berenang terlentang, kami menatap atap goa yang di tengahnya terdapat cerukan
berbentuk hati. Katanya terbentuk oleh pusaran air. Kami sejenak merasakan
sensasi menyatu dengan alam saat tiduran sambil merentangkan tangan di atas
air.
![]() |
Ujung Goa Sinjang Lawang |
![]() |
Cerukan di atap Goa Sinjang Lawang yang berbentuk hati |
Kamu mau juga mau punya
pengalaman susur goa tak terlupakan seperti kami? Kamu bisa mengambil paket per
orangan seharga 200rb – 350rb, dengan jumlah minimal lima orang. Kamu akan mendapat fasilitas
paket cave tubing Goa Sinjang Lawang,
Pangandaran, berupa
tiket masuk, alat bodyrafting,
instruktur bodyrafting, asuransi, standart
P3K, dokumentasi, makan, life guard,
dan tour leader. Hubungi langsung saja Kang
Kaisar Koboi di 085353438834 atau 087725988284.
![]() |
(Ki-ka) Oswald, Landra, Kang Kaisar, Erwin, Eva, dan Evi |
Kami
keluar dari Goa Sinjang Lawang sekitar jam 12 kurang. Enaknya, perut
lapar kami siap dimanjakan liwetan yang terdiri
dari nasi liwet harum menggoda, ayam goreng, sambal dadak, sambal kecap, tumis
kacang panjang, dan lalapan. Semuanya dimasak
instruktur kami loh. Pada pinter masak ya mereka :D Enggak pakai lama, setelah
terhidang, kami tandaskan sambil membincangkan pengalaman susur goa tadi.
![]() |
Menu makan siang di Goa Sinjang Lawang |
Kamu kepengin nonton
hasil dokumentasi tim Net TV? Tonton di bawah ini ya. Tapi kami enggak nanggung kalau
kamu jadi kepengin susur Goa Sinjang Lawang juga ^_^
26 komentar:
Wuih, keren euy goanya. Jadi inget Goa Pindul di Jogja, mirip-mirip gitu sih. Btw, nggak diceritain biaya masuk, dll. buat calon pengunjung yang nggak dibawa kru tivi sih, Mbak? Hehehehe...
Sepertinya lokasinya sangat menarik untuk dikunjungi. Kapan nih diajak ke sana mbak hehehe :)
menantang banget ya perjalanan ke goanya, seru n masih alami banget ... catet deh, mudah2an bisa main kesana juga
walo kdg suka takut kalo masuk2 gua, apalagi yg berair dalam, tapi setelah ngerasain cave tubing di jogja, jd ketagihan mbak :D.. yg sinjang lawang belum pernah coba sih, pdhl ini lbh deket drpd harus ke jogja ya... coba ah kalo ntr liburan kesana.. yg aku paling suka liatin stalaktit stalakmitnya itu..
MANTAAAPPP
Seru sekali perjalanannya mbak. Saya suka lihat air sungainya yang jernih itu o.O
Wah serunya jalan-jalannya
Seneng bisa wisata susur goa. Aku pernah sekali pas ke goa pindul. Suatu saat pengen coba ke goa Sinjang Lawang.
Mas Eko, harga yang tertera di postingan itu berlaku buat umum ^_^
Mas Didik, kami juga kepengin ke sana lagi. Rame-rame sama blogger kayaknya seru :D
Mbak Selvy, kalau ke sana,ajak-ajak kami ya hohoho
Mbak Fanny, waaah serunya cave tubing di Jogja. Jadi pengin juga nyoba yang di Jogja. Pemandangan dalam goa memang luar biasa :D
Mas Fahmie, semantap dirimu ya ;)
Mbak Andy, luar biasa deg-degannya juga hohoho
Mbak Titis, kapan nih ya kita jalan bareng :D
Mbak Ikaaaa, gimana keseruan susur goa ke Goa Pindul? *kepo
Cantiiik yaa, mupeng tapi takut jugaa...hihi..
waaaah, boleh di coba nih
keche mba fotonya pas lagi dapet cahaya matahari di dalam gua
Nice
salam kenal
makasih gan buat infonya dan salaam sukses
mantap bos artikelnya dan sangat menarik
Yah begitulah, backlink dari google ini memang perlu untuk kita kejar dan kita dapatkan
artikelnya sangat bagus, terima kasih telah membagi informasi tersebut
Kabar Baik Untuk Para pencinta Game
Karena di Bulan januari ini Sudah keluar Game RPG Online Terpopuler Se-Asia
Penasarankan Game nya Seperti apa???
Kalian bisa dilihat game nya dari link di bawah yaaa
Menarik sekali, perlu saya coba ini..
kebetulan lagi cara tentang hal ini.
Mau mendapatkan pelayanan yang baik dan ramah???
Modal Kecil bisa mendapatkan hasil yg luar biasa...
Info menarik dan boleh sekali dicoba, Makasih buat infonya dan sukses selalu.
Posting Komentar