![]() |
Chez Bon Hostel: Hostelnya Para Backpacker dan Traveler di Bandung |
Bandung di akhir tahun serupa sarang semut
penuh gula. Orang-orang datang menyemut menikmati kota yang berdenyut sepanjang
hari. Paket-paket liburan dan hiburan bertabur menjadi magnet yang menawan.
Maka tak heran, kota ini seribu kali lebih penuh, lebih hidup, lebih tumpah. Saat-saat
seperti itu turis domestik dan mancanegara berebut tempat tinggal. Keluarga,
pasangan, atau pelancong solo. Semalam atau beberapa malam.
Di Braga, bagian kota tua Bandung terdapat
sebuah hostel. Namanya Chez Bon Hostel,
hostelnya para backpacker dan traveler di Bandung. Tepatnya di Jl.
Braga No. 45, bersebelahan dengan restoran (atau pub?) Hangover. Hostel ini
sudah cukup terkenal bagi kalangan backpacker
karena harganya yang terjangkau dan fasilitasnya bersahabat. Bagi si kembar traveller, ini pengalaman pertama.
Maklum, kami masih bertualang di dalam negeri dan masih lebih suka menginap di guest house. Karena konon kabarnya
hostel sudah menjadi makanan sehari-hari para backpacker bila melancong ke luar negeri.
Letak Chez Bon sangat strategis buat kamu
yang mau jalan-jalan seputaran Kota Bandung. Posisinya berdekatan dengan Museum
Asia Afrika, Gedung Merdeka, De’Majestic (tempat pertunjukkan), Alun-alun
Bandung, Braga City Walk, dan sepanjang Jalan Braga ini berbaris kafe-kafe
berbagai konsep menarik.
![]() |
Area parkir motor Chez Bon Hostel |
Bagi kamu yang membawa kendaraan bermotor,
bisa parkir di dalam hostel. Sedangkan bagi yang membawa mobil, tempat parkir
umum juga tidak jauh dari sana. Harga parkirnya per hari Rp20.000,-.
![]() |
Chez Bon Hostel |
Hostel ini punya nama unik: Chez Bon. Dibaca agak mendengung, sye-bong.
Asal kata dari Bahasa Perancis yang artinya baik atau dalam Bahasa Inggris
adalah good place. Ketika berkunjung
ke sini, Eva dan Evi sempat mengobrol dengan A. A, pemilik hostel tersebut.
Beliau bercerita bahwa Chez Bon itu diberi nama oleh Pak Bondan Winarno. Iya,
Alm. Pak Bondan maknyos itu, lho. Nama hostel tersebut sebetulnya usaha
terselubung dari Pak Bondan untuk mengabadikan namanya. Bon itu kependekan dari
Bondan. Karena Alm. bisa berbahasa Perancis dipilihlah nama Chez Bon. Permainan
kata yang menarik, ya? Bapak kok gemasin, banget.
Chez
Bon Hostel dan Sejarahnya
Pak Bondan, sang petualang bercita-cita
minimal sekali dalam hidupnya menginap di Braga. Berbekal impian itu, beliau
mendirikan Chez Bon pada 2013. Dan menurut A. A, memang Pak Bondan hanya pernah
menginap sehari di hostel ini. Selebihnya beliau jalan-jalan. Tidak
tanggung-tanggung pula, Pak Bondan membuat kedai kopi bernama Kopi Oey, dibaca kopi wi. Ini menarik lagi, oey itu sebetulnya kependekan dari
Wi-narno. He he he. Bapak bisa saja. Evi sempat mencari arti dari oey ini di Google translate, tapi tidak
ada kata padanannya dalam Bahasa Indonesia.
Sayangnya, Kopi Oey yang letaknya di lantai dasar ini tidak bertahan lama. Kalau
sekarang tempatnya dipakai Warung Asyik. Tahun 2013, Jalan Braga sedang
direnovasi besar-besaran di bagian trotoarnya. Dari perkiraan 2 bulan yang
dibutuhkan, mangkrak menjadi 8 bulan lebih. Selama itu pula kondisi trotoar
Braga berupa pasir, batu, dan sangat berdebu. Periode ini membabat sebagian pengusaha
di sekitaran Jalan Braga termasuk Kopi Oey.
Kopi Oey
ini khusus menggaet market keluarga. Opa, Oma, Mama, Papa, dan anak-anak
berjalan bersisian sambil berpegangan tangan di Jalan Braga sehabis menikmati
penganan di Kopi Oey. Begitulah mimpi
Pak Bondan yang sirna. Namun mimpi Pak Bondan berupa Chez Bon tetap bertahan.
Mengapa hostel? Eva dan Evi bertanya-tanya? Karena keinginan sederhana melihat
orang-orang dari berbagai latar belakang berkumpul dan berkomunikasi. Itulah
perbedaan suasana hostel dan hotel yang signifikan.
Mendengar cerita tersebut, Eva dan Evi jadi
semakin penasaran. Seperti apa sih rasanya menginap di hostel? Kami putuskan
menginap di sana akhir bulan Desember 2017 lalu. Namun sayangnya, Eva tidak
jadi menginap karena kurang enak badan. Akhirnya Evi ditemani Farah dan Rendy
menikmati suasana Chez Bon Hostel,
hostelnya para backpacker dan traveler di Bandung.
Fasilitas
Chez Bon dan Chez Pot
Hostel. Sekali lagi, tempat itu begitu asing
bagi Evi. Hostel sangat berbeda dengan hotel atau guest house terutama suasana kamar. Kamar di hostel berupa ruangan
yang dihuni banyak orang. Kurang adanya privacy.
Setiap pengunjung diberi dua kunci untuk kamar dan loker. Evi meminta Farah dan
Rendy menemaninya tur keliling hostel. Maklumlah ya, anak baru di dunia
perhostelan. He he he.
![]() |
Lobby Chez Bon Hostel |
Chez
Bon Hostel, hostelnya para backpacker
dan traveler di Bandung terdiri
dari dua kategori berdasarkan tempat tidurnya. Tempat tidur berupa bunk bed dan capsule bed. Bunk bed
adalah sejenis tempat tidur bertingkat yang terbuka. Sedangkan capsule bed, seperti namanya, sejenis
tempat tidur susun yang tertutup. Bunk
bed berada di lantai atas yang disebut-sebut Chez Bon. Sedangkan kamar
dengan capsule bed berada di bawah
yang disebut Chez Pot (cepot). Di tengah-tengahnya ada Warung Asyik. Chez Pot
ini kebilang baru karena memang dibuat tahun 2017.
![]() |
Large room Chez Bon Hostel |
Chez Bon bernuansa biru putih. Ada 2 kamar
besar berisi 8 ranjang tingkat untuk 16 orang, 1 kamar sedang berisi 3 ranjang
tingkat untuk 6 orang, dan 6 kamar kecil berisi satu ranjang tingkat untuk 2
orang. Ruangan kecil tersebut tergolong privat
room. Setiap dilengkapi loker tingkat di sebelah ranjang, lampu baca, outlet
listrik, AC, dan free WiFi. Hanya di kamar
besar tersedia toilet dengan shower
dan air panas.
Kamar-kamar tersebut tersebar di dua lantai
yang antara kamar perempuan dan laki-laki terpisah. Jadi tidak ada rasa risi
karena sekamar dengan lawan jenis. Toilet berada di kompleks luar, berderet
dengan cermin memanjang dan wastafel-wastafel. Setiap toilet dilengkapi shower dan air panas. Chez Bon Hostel
sangat menjaga kebersihan toilet. Tak ada bau pesing atau tissue dibuang
serampangan. Mural menghiasi dinding toilet menambah keartistikannya. Pengunjung
siapa pun boleh menggambar dinding. Asal jangan mencoret dinding dengan
tulisan, “Dudung was here. No. HP 08XXXXXX8” saja sih. He he he.
![]() |
Area toilet Chez Bon Hostel |
Social
space ada di semua lantai berupa sofa-sofa pendek dan meja
berisi buku. Evi langsung tertarik mengamati semua buku-bukunya. Buku-buku ini
boleh dibaca di kamar asal tidak dibawa pulang. Catat ya! Ada juga TV LED
menggantung di dinding. Kamu bisa memilih berbagai channel dari TV Cable. Dispenser
berdiri manis di pojok-pojok ruangan, siap melenyapkan dahaga setiap tamu.
![]() |
Social space Chez Bon Hostel |
Puas berkeliling di area Chez Bon, Evi, Farah,
dan Rendy beralih ke area Chez Pot. Sebelum sampai ke ruang kamar, kami
melewati social space yang berisi
sofa panjang, TV, dispenser, dan gelas. Dan akhirnya, Evi melihat capsule bed yang ngehits itu! Nuansa
kamar berwarna ungu dan oranye. Capsule
bed bersekat kayu dengan pondasi besi berderet rapi. Ada yang single bed dan double bed dilengkapi dengan lampu baca, outlet listrik, dan kerai
yang bisa dibuka tutup. AC membuat kamar sejuk.
![]() |
Kamar di Chez Pot dengan capsule bed |
Lokernya berada di bawah
ranjang, lebih tepatnya seperti laci penyimpanan. Sayang tidak ada kuncinya,
jadi agak riskan menyimpan barang berharga di sana.
![]() |
Laci penyimpanan barang Chez Pot |
Kami bertiga memutuskan untuk tidur di Chez
Pot demi merasakan keparipurnaan capsule
bed. Saat itu pengunjung sedang sepi, jadi kami bisa memilih kasur yang
mana pun. Evi memilih kasur di tingkat bawah. Lagi-lagi sayangnya, kamar di
sini tidak terjangkau free WiFi.
![]() |
Evi membaca buku di capsule bed Chez Pot |
Di luar kamar, terdapat area toilet yang
dibelah tempat duduk beratap payung. Beberapa tanaman berpot besar menghiasi
pojokan. Kami bertiga duduk-duduk menikmati suasana malam sambil mengobrol
ringan sampai diserang kantuk. Oh iya, area toilet ini dibagi dua. Area khusus
tempat mandi dengan shower (tanpa air
panas) dan area toilet duduk. Kebersihannya lumayan. Tidak bau pesing juga.
Amanlah buat pengunjung nongkrong sambil nyemil-nyemil riang.
![]() |
Area toilet mandi Chez Pot |
![]() |
Area toilet duduk Chez Pot |
Kalau ke hostel jangan lupa bawa peralatan
mandi dan handuk sendiri. Tidak semua hostel menyediakannya. Itu catatan Evi
selama di Chez Bon karena gagal membawa peralatan sendiri. Untungnya hostel
berbaik hati meminjamkan handuk. Farah yang anaknya well prepared banget merelakan sabun mandi dan pasti giginya
diculik Evi. Kalau pergi sendiri, kamu bisa membeli peralatan mandi di Chez Bon
atau keluar sedikit ada beberapa mini market.
![]() |
Farah, Evi, dan Rendy ngobrol-ngobrol di social space Chez Pot |
Tidur di capsule
bed bagaimana rasanya? Buat Evi sendiri, sensasinya memang lain. Dan kalau
harus tidur di tingkat atas rasanya tidak sanggup. Evi ini kalau malam sering
bolak-balik toilet. Cukup melelahkan bila harus turun naik tangga. Kasurnya
empuk walaupun selimutnya tipis dan kecil.
![]() |
Capsule bed Chez Bon Hostel |
Sarapan
Gratis di Rooftop
Bagi pengunjung Chez Bon Hostel, hostelnya para backpacker
dan traveler di Bandung baik yang
di bunk bed maupun di capsule bed mendapat sarapan gratis
berupa kopi atau teh dan roti di area rooftop.
Jam sarapan berkisar 07.00 – 10.00 WIB. Kata Farah yang sudah terbiasa menginap
di sini, pemandangan di rooftop bagus
banget apalagi kalau subuh bisa lihat matahari terbit. Dengan semangat membara
melihat sunrise, kami bertiga berjanji
bangun pagi. Bagi siapa pun yang bangun paling cepat harus membangunkan yang
lain. Oke, deal! Dan hasilnya ...
kami bangun jam 09.00 WIB. Kompakan! Lewat sudah momen meilhat terbit matahari.
*Dadah-dadah*
![]() |
Farah menikmati capsule bed-nya |
![]() |
Rendy menulis puisi untuk Chez Bon Hostel |
Mumpung masih bisa sarapan, kami bertiga
langsung menuju rooftop. Kami
melewati dapur umum. Kamu bisa masak sendiri di sini, tersedia beberapa
perlengkapan memasak. Evi membuat roti bakar yang dipanaskan di atas wajan. Kopi
sih pasti wajib, ya.
![]() |
Dapur Chez Bon Hostel |
Sehabisnya harus cuci gelas dan piring sendiri. Katanya,
masih banyak turis domestik yang enggan melakukan sesuatu sendiri tanpa
dilayani seperti di hostel ini. Ya, Evi setuju sih sama pendapat ini.
Pengalaman jalan-jalan si kembar dengan beberapa teman di guest house yang juga harus nyuci dan melayani sendiri, banyak di
antaranya suka pura-pura lupa piring dan gelas pakainya dan melimpahkan
tanggung jawab itu pada kami. Huft.
![]() |
Evi sedang membuat sarapan roti bakar |
Ada juga mesin cuci kalau mau cuci baju
sendiri atau laundry tersedia.
Tinggal menghubungi pengurus di lobby.
Tentu saja fasilitas tersebut berbayar.
Buat kamu yang muslim, musala terdapat di
dekat rooftop. Lengkap dengan mukena,
sajadah, dan tempat wudu.
![]() |
Musala Chez Bon Hostel |
Rooftop ternyata
tempatnya luas dan semi tertutup. Kursi-kursi dan meja dari kayu biasa dipakai
untuk sarapan atau sekadar ngobrol bersosialisasi. Pemandangan Kota Bandung
terbentang, gedung-gedung tinggi yang mencakar langit, bangunan-bangunan tua
berhimpit, orang lalu-lalang, dan suara-suara berdengung. Malam hari adalah apa
yang dinamakan orang sebagai city light.
Cukup romantis.
![]() |
Pemandangan dari rooftop Chez Bon Hostel |
Suasana rooftop Chez Bon Hostel |
Sarapan kami kedatangan tamu yaitu A. A dan
Pepe dari Brazil. Kami bercakap-cakap riang. A.A dan Rendy ngobrol seputar
puisi dan kesenian. Pepe dan Farah saling berbagi pengalaman melancong di
berbagai negeri dengan Bahasa Inggris. Sementara Evi menonton mereka sambil
berpikir tahun 2018 harus jalan-jalan ke luar negeri (dan belajar Bahasa
Ingris). Pagi yang semarak itu berangsur hilang berganti siang yang riuh. Satu
per satu pamit untuk mandi.
![]() |
Sarapan di sini |
![]() |
Roti bakar buatan Evi |
Satu hal yang paling berkesan dari Chez Bon Hostel, hostelnya para backpacker dan traveler di Bandung menurut testimony
pengunjung adalah keramahan dan pelayanannya. A.A dan pengurus lain tak
segan-segan mengantar pengunjung menikmati Bandung. Istimewanya bukan tempat
wisata pada umumnya, melainkan tempat-tempat unik seperti Pasar Jatayu. Bahkan
ketika ada pengunjung yang minta belajar pencak silat, pengurus Chez Bon
bersedia memfasilitasi di atas rooftop.
Sebelum pulang, kami bertiga dijamu A.A di Braga
Coffee, coffee shop yang hanya
buka sabtu dan minggu. Mengenalkan kami pada Bapak dan Ibu Atila yang ramah dan
kompak.
![]() |
Evi menikmati suasana pagi di rooftop Chez Bon Hostel |
Harga
Chez Bon Hostel
Small
Room
Rp150.000 - Rp200.000,- (di luar weekend
dan peak season)
Medium
Room
Rp150.000,-
Large
Room
Rp150.000,-
Single
Capsule Bed Rp150.000,-
Double
Capsule Bed Rp250.000,-
Buat mahasiswa dan pelajar mulai dari Rp100.000,-
Bagi kamu yang mau melancong ke Bandung
dengan budget hemat namun ingin fasilitas memadai dan ingin merasakan sensasi
tidur di capsule bed, si kembar merekomendasikan
Chez Bon Hostel. Jangan lupa reservasi sebelum datang, ya :)
Chez
Bon Hostel
Jl. Braga No. 45 Bandung
+62224260600/+62811201
IG: @chezbon.hostel
Web: chez-bon.com
9 komentar:
Wah, kalau kemarin [4/3] baca tulisan ini mungkin sudah merasakan pengalaman singgah disini. Bedewei untuk next time sudah punya info hostel sye bong yang kece ini. Thanks ya twin...
Sering lewat nih kalau jalan2 ke Braga😍
Pengen ah tar sesekali staycation disini
Thanks vie, reviewnya. Skrg kalo mw ke Bdg gak nyusahin evi lagi deh ^^
Baru tau nih ada tempat memginap kaya gini di Bandung. Unik juga ya konsepnya
Wah memang cucok banget buat para traveler yang suka backpackeran.. Murah meriah hehe..
Wow, Vi. Keren juga jalan-jalannya. Dah lama aku punya impian melancong ke Bandung bareng keluarga dan gak pakai nginap di rumah saudara. rekomennya bagus.Sayang gak dijelasin apa buat keluarga kecil baiknya pilih yang mana, small room atau double capsule. :)
Waktu ada temen dari Malang ke Bandung, dimintain tolong buat nyariin hotel di daerah braga. Dan nemu chezbon. Akhirnya temen2 widya jadi nginep disana, dan Emang enak bgt ya teh tempatnya, harganya pun pas di kantong. Apalagi untuk yg hobinya traveling ala backapcker. :D
Nama hostelnya lucu, ya, Vi. Jadi pengen nyobain capsule bednya euy. Hihihi... Kalau pergi-pergian dan nginep di hotel, aku selalu prepare handuk kecil, sih. Udah kebiasaan aja. Nah kalau ke Chez Bon kudu bawa anduk yang gede atau dua kali, ya. Yang kecil biasanya aku pake buat muka, sih.
Posting Komentar